Saturday, May 07, 2005

wHat'S WrOnG wITh tHe Da ViNCi CodE ?

Beberapa masa yang lalu, aku disodori sebuah buku yang kabar santernya, menghebohkan. Pertama kupikir novel itu tak lebih dari sekadar novel - novel thriller yang pernah kujelajah sebelumnya. Ternyata, sejak halaman pertama, aku tak kan bisa menghentikan diri untuk terus membacanya. Awal yang cukup merayu diri untuk terus mabuk dalam lembaran lembarannya. MAsih kusangka hanya sebuah thriller biasa, sampai momen - momen itu merebak ke permukaan. Ternyata Dan Brown bermaksud menjadikannya sebagai gebrakan fanatastis dalam dunia spiritualitas. Siapa yang tak akan tercengang bila dihadapkan pada fakta ( yang diutarakan olehnya tentu saja ), bahwa Allah yang kita sembah, Yesus yang kita puja, Alkitab suci yang kita jadikan pegangan hidup sehari - hari digoyahkan eksistensinya. Sebagai umat Krisitiani yang notabene iman kerupuk ( setelah digoreng kriuk kriuk, jika didiamkan sampai lama maka melempem ), imanku pun tergoyahkan, hanya karena Dan Brown yang begitu piciknya telah menyatakan pada halaman pertama bukunya itu, bahwa segala karya seni dan keterangan yang ditulis adalah fakta. Tidak hanya hati dan iman yang goyah, aku menjadi semakin merasa ketakutan menelusuri lebih jauh lagi rentetan kalimat - kalimat yang ia gubah itu. Nalar mulai menguasai, dan iman mulai guncang, seperti yang tercetak jelas dalam sampul depan The Da Vinci Code itu sendiri : Memukau Nalar, Mengguncang Iman. Bukan salah peradaban yang memunculkan rasionalisme. Bukan salah Dan Brown kalau sekiranya iman ku terancam runtuh. Bukan salah siapa - siapa. Hanya aku yang kurang mendalami keihdupan agamis dan spiritualku lah yang patut disalahkan. Setelah bergumul dengan fisik dan mental yang lama kelamaan makin lemah, aku mencapai klimaks dan akhirnya, timbullah gebrakan pertanyaan - pertanyaan mendasar itu. Berpuluh - puluh pertanyaan bagaimana jika ini bagaimana jika itu pun muncul mendesak otakku yang saat itu semakin mendominasi saja. Hampir tak bisa memejamkan mata karena bingung, gelisah, penasaran dan takut, aku melewati malam itu dengan setengah hidup. Aku tak bisa menyangkal bahwa tampaknya aku merasakan keraguan. Keraguan akan eksistensi-Nya, sekaligus aku tak berani menghadapi keraguanku itu karena sebagian dari imanku aku masih mempercayaiNya dan takut akan reaksiNya pada keraguan dan pertannyaan yang kulontarkan itu. Aku tak menunggu lebih lama lagi, kucari literatur yang bisa meyakinkanku, baik itu dari buku, Encarta maupun internet. Dan akhirnya kutemukan suatu jawaban. Jawaban itu datang dari sebuah buku : Fakta dan Fiksi buku The Da Vinci Code. Meski dalam waktu yang singkat saja aku membacanya, hatiku bisa lega karena ternyata keraguanku itu tak beralasan. Setelah memasuki forum diskusi maya Buku The Da Vinci Code, imanku mulai bangkit dari keruntuhannya. Ternyata, ternyata dan ternyata semakin menguatkan imanku kembali. Aku pun tidak merasakan kebimbangan kembali. Lega. Kusadari, buku The Da Vinci Code ini memberi suatu pelajaran dan pengalaman batin yang sungguh berharga bagi ku, terutama dalam sisi spiritulaku. Terkadang dalam menghadapi kegoyahan iman, manusia bisa memilih dua jalan, menenggelamkannya dalam rasio, atau menghidupinya kembali dengan pimpinan iman dan Tuhan. Syukurlah aku mengambil jalan yang kedua. Meskipun sempat menggoncangkanku dan 'menggodaku', kuacungkan kedua jempolku pada Dan Brown Si Penulis Kontroversial ini, terbukti karyanya telah memberikan suau pengalaman batin dan inspirasi yang nyata dalam kehidupan. Setidaknya, dalam kehidupanku.

No comments: